http://lifestyle.kompasiana.com/ |
“Pemberontak”begitulah
label yang diberikan kepada Soekarno dan beberapa temannya olehpenjajah.
Alasannya sederhana, karena Soekarno mengkritik dan mencoba melakukanperlawanan
terhadap cengkraman imperalisme-kapitalisme. Tidak sampai disitusaja, Soekarno
bahkan di penjara dengan beberapa temannya karena alasanpemberontakan. Tapi itu
tidak membuat geming Soekarno untuk tetap memusuhiimperialisme- kapitalisme.
AdalahPledoi
Soekarno di persidangan menunjukan bahwa ia sangat tidak menyukai kalauNegara
ini dicengkram imperialisme-kapitalisme. Pledoi-pledoi ini kemudianbelakang
dikumpulkan dalam satu buku dengan judul Indonesia Menggugat. Pledoi-pledoi
yang membuat kita mengertimengapa Soekarno memilih jalan permusuhan dengan
imperilisme. Padahal diabegitu punya peluang jikalau saja ingin berdekat-dekat
dengan kapitalisme.
Soekarnomemandang
kapitalisme sebagai sistem pergaulan hidup yang timbul dari caraproduksi yang
memisahkan kaum buruh dari alat-alat produksi. Kapitalisme timbuldari ini cara
produksi, yang oleh karenanya, menjadi nilai lebih (kelebihanhasil yang
diterima majikan dari produksi kaum buruh) tidak jatuh di tangankaum buruh
melainkan jatuh di dalam tangan kaum majikan. Kapitalisme, olehkarenanya pula,
menyebabkan akumulasi kapital, sentralisasi kapital dan barisanpenganggur.
Halmenarik
dari Soekarno dalam mengartikan imperialisme dan kapitalisme bahwa iabukanlah
orang atau juga bukan pemerintah. Ia adalah suatu nafsu, suatu sistemmenguasai
atau mempengaruhi ekonomi bangsa lain atau negeri –suatu sistemmerajai atau
mengendali- ekonomi atau negeri bangsa lain. Ini adalah suatukejadian di dalam
pergaulan hidup, yang timbulnya oleh keharusan-keharusan didalam ekonomi suatu
negeri atau suatu bangsa.
Memangbegitulah
Soekarno, ialah salah satu orang yang begitu perihatin melihatkemelaratan dan
kesensaraan bangsa. Tak heran jika ia begitu “terkesima” dengansosok Marhaen.
Seorang pekerja yang sangat melarat hidupnya. Karenakeprihatinannya ini,
akhirnya Soekarno mencari sosok tersebut dan tinggalbeberapa lama dengannya.
Inspirasi dari sosok inilah kemudian menjadi namaideologi yang dimunculkan
Soekarno dengan sebutan “Marhaenisme”.
Begitulahadanya,
imperialisme dan kapitalisme datang ke suatu bangsa atau Negara.Menjarah,
mencuri sampai keinginan untuk mengganti bangsa dengan bangsalainnya.
Penjarahan ini tidak hanya terjadi di Jawa ataupun disebagian daerahNegara ini.
Penjarahan terjadi di mana-mana. Gorontalo merupakan salah daerahyang dimasuki
oleh imperialisme dan kapitalisme dengan bentuk VOC. Rebutanwilayah, pengaruh,
dan bahkan sumber penghidupan menjadi hal yang merugikanmasyarakat Gorontalo
(walaupun pada saat itu belum bernama Gorontalo). Bahkanada yang menyebutkan
VOC menguasai beberapa perusahaan atau sumber produksi diGorontalo.
Mungkinitu
dulu, lalu apa bentuk penjarahan kalau dikontekskan masa kini. Paling tidakkita
mulai menemukan ada fenomena perubahan gaya hidup yang terjadi dimasyarakat
Gorontalo. Imperialisme dan kapitalisme datang ke Gorontalo denganbentuk
pabrikase mungkin tidak banyak. Karena itu menyentuh gaya hidupmasyarakat
menjadi pangsa terbesar penyebaran paham ini.
Tidakapalah
jika kita tidak menguasai sebagian besar sumber daya alam Gorontalo,tapi kalau
kita kuasai manusianya dari cara berpikirinya itu menjadi modal.Begitulah
mungkin cara berpikirnya. Tanpadisadari cara seperti ini efektif untuk
memporak-porandakan masyarakat kita.Sehingga kita tak lagi mencintai budaya
sendiri. Mencari budaya di luar kita.Bahkan tidak hanya orang tua, dewasa dan
anak-anak juga sudah mulaiterjangkiti.
Takada
mungkin solusi yang lebih baik selain kita kembali menata hidup. Dari
caraberpikir sampai cara berinteraksi dengan sesama masyarakat Gorontalo. Ada
banyaknilai-nilai luhur Gorontalo yang dapat menjadikan hidup tentram tanpa
make-up budayalain. Dengan begitu semoga hidup
semakinterarah dan tidak begitu banyak friksi antar sesame. Maka,
pekerjaan utama kita adalah Menguatkanbudaya, filosofi hidup dan nilai-nilai
luhur di tengah masyarakat
Selainitu,
Sertakanlah selalu mengingat bahwa imperialisme dan kapitalisme itu bisadatang
kapan dan di mana saja. Maka, menjadikannya musuh adalah sebaik-baikperbuatan.
Serta tidak takut jika sekadar dilabeli sebagai “Pemberontak”. bersambung...