Kamis, 28 April 2011

NII dan Keresahan Umat

Belakangan ini bangsa Indonesia sering dikagetkan oleh berbagai kejadian yang tidak hanya menyibukkan para pemerintah bangsa ini, tetapi juga telah menimbulkan berbagai macam keresahan dimasyarakat. Bahkan tidak hanya masyarakat awam saja yang resah dengan adanya kejadian ini, tetapi juga masyarakat yang berpendidikan seperti mahasiswa. Masyarakat seakan-akan dihantui oleh perasaan takut untuk melaksanakan kegiatan yang berbau keagamaan, karena takut disangkut pautkan dengan kejadian ini. Kejadian ini sungguh benar-benar telah meresahkan masyarakat. Kejadian ini tidak lain adalah munculnya kelompok yang berpaham untuk mendirikan negara Islam dalam negara Indonesia ini, yang kemudian kita kenal nama kelompok ini dengan nama Negara Islam Indonesia.
Ditambah lagi dengan pemberitaan media yang seakan lebai dalam memberitakan kejadian ini, sehingga menambah resah masyarakat yang melihat kejadian ini. Namun, sebagai masyarakat kita tidak bisa membiarkan kejadian ini semakin larut dan malah menambah keresahan. Secepatnya diungkap apa motif dari munculnya paham seperti ini. Apakah memang benar paham seperti ini muncul karena adanya kesalahan pemahaman terhadap agama islam yang universal ini. Ataukah paham ini muncul karena ada oknum yang tidak bertanggung jawab, yang sengaja menyeting kejadian ini untuk menyudutkan dan memperparah citra agama islam dimata internasional. Sehingga seolah-olah agama islam adalah agama yang tidak mentorelir perbedaan yang selama ini ada dinegara ini.
Kalau alasannya karena tejadi kesalahan pemahaman dalam memandang agama islam, maka pemerintah dalam hal ini Departemen Agama seharusnya segera berdiskusi dengan pihak terkait dan menghimbau untuk tidak menyebarkan paham seperti ini lagi karena dapat meresahkan masyarakat. Akan tetapi kalau alasannya karena ada oknum yang sengaja menyeting kejadian ini untuk menyudutkan agama islam, maka secepatnya pemerintah mengusut tuntas siapa dalang sebenarnya dari kejadian ini. Dan memberikan sanksi yang sepantasnya atas perbuatan tersebut.
Namun, untuk mencari siapa dalang tersebut memang disadari tidaklah mudah, maka dari itu pemerintah harus bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mengusut kejadian ini. Pemerintah pun harus sadar bahwa kejadian ini tidak hanya meresahkan masyarakat tetapi juga akan merusak kedaulatan negara ini. Tapi kalau pemerintah seakan tidak peduli dan ”absen” dalam menuntaskan kejadian ini, maka kejadian-kejadian semacam ini akan terus bermunculan dan selalu akan meresahkan masyarakat.
Selain pemerintah yang harus bertanggungjawab dalam menustaskan kejadian ini masyarakat pun harus ikut berpartisipasi. Karena yang merasakan langsung dampak kejadian ini adalah masyarakat. Sekarang saatnyalah masyarakat ikut berperan aktif dalam menuntaskan masalah dalam dalam negara ini dan tetap berpegang teguh pada koridor Hukum yang berlaku, dan tidak hanya membiarkan masalah-masalah yang terjadi diserahkan dan diselesaikan oleh pemerintah.

Selasa, 26 April 2011

Ditengah Hilangnya semangat itu!!!

"... A, Ba, Ta, Tsa, Ja , Ha,..."
Begitulah ibu-ibu ini mengeja huruf hijaiyah dalam iqro 1. Ditengah gegap gempitanya hiburan yang ada ditengah kota Jogja ibu-ibu ini masih terus belajar dan belajar membaca Al-qur'an. Ditengah kesibukan mereka dalam urusan rumah tangga, mereka masih menyempatkan waktu untuk belajar agar bisa membaca Al-Qur'an. Begitu semangat mereka dalam mencari dan terus belajar, walaupun yang mengajarkan adalah anak kecil yang belum mengerti akan pedihnya kehidupan dunia sekarang ini. Semangat ini menjadi bukti betapa, masih ada yang mau mempelajari Al-Qur'an. Tidak mengenal umur dan latar belakang masing-masing, apakah mereka adalah ibu rumah tangga atau pejabat sekalipun.
Namun, ditengah semangatnya ibu-ibu itu, hal yang sangat menyedihkan adalah keadaan para pemuda yang tidak mau belajar membaca dan mempelajari isi kandungan Al-Qur'an. Berbagai alasan pun mereka lontarkan. Saya kan masih muda, masih panjang umur, dan masih banyak kekuatan yang saya miliki, inilah salah satu alasan yang mungkin paling populer digunakan oleh anak muda yang tidak mau diajak mendalami isi kandungan Al-Qur'an. 
Wahai pemuda... engkaulah yang akan melanjutkan estapeta perjalanan bangsa ini. 
Wahai pemuda muslim... apakah engkau sadar bahwa engkau akan melanjutkan estapeta bangsa ini???
Kalau engkau sadar, apa yang menjadi pedomanmu dalam menapaki kehidupan ini??? tidak lain dan tidak bukan adalah Al-Qur'anul Karim itu sendiri. Lah, kalau para pemuda sekarang tidak mau mempelajari Al-Qur'an, lalu bagaimana bisa al-Qur'an menjadi pedoman hidupnya??? 
Sesungguhnya keadaan seperti ini tidak bisa dibiarkan terus berlarut-larut. Harus ada yang bisa dan mampu merubah keadaan ini, yang tidak lain adalah pemuda itu sendiri. Tuisan ini hanya bermaksud untuk menrefleksikan kembali keadaan pemuda,, khusunya pemuda islam pada saat ini. Wallahu'alam.














































Sabtu, 16 April 2011

NASIONALISME


Islam agama universal yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat manusia. Hal yang diatur oleh islam bukan hanya masalah transdental ilahiyah atau masalah spiritual semata, tetapi juga mengatur antara hubungan manusia seperti muamalah, politk, ekonomi, bahkan dari bangun tidur sampai tidur lagi pun islam mengatur semuanya.
Begitu pun dengan masalah nasionalisme, islam mengatur hal tersebut. Nasionalisme yang dipahami dengan bagaimana seseorang mencintai tanah kelahirannya atau Negaranya, tetapi ada hal yang perlu digaris bawahi dari makna nasionalisme yang dipahami oleh orang-orang nasionalis sekuler, bahwa nasionalisme hanya sebatas kecintaan kepada tanah kelahiran yang dibatasi oleh batas-batas geografis ataupun batas-batas ras, suku, dan budaya.
Hal ini pernah dicontohkan oleh kaum muslimin ketika mempertemukan antara kaum muhajirin dan ansar. Betapa disana kita dapat melihat begitu erat ikatan nasionalisme aqidah ini. Dengan nasionalisme aqidah ini pun orang-orang ansar siap merelakan harta yang mereka miliki untuk dikasih ke orang-orang muhajirin yang baryu datang di madinah pada saat itu.
Islam, sekali lagi agama yang sempurna, tidak menganggap bahwa nasionalisme tidak hanya sebatas nasionalisme yang dibatasi oleh batasan geografis. Tapi nasionalisme yang ada dalam agama yang universal ini adalah nasionalisme aqidah. Nasionalisme yang tidak mengenal dari mana datangnya, dan dari suku apa orang tersebut. Islam mengajarkan bahwa dimana disuatu Negara ada yang beraqidah dengan islam maka disitulah Negara kaum muslimin.
Akan tetapi, sekarang dapat dijumpai hal yang sangat memprihatinkan betapa kaum muslimin tidak lagi bernasionalisme dengan nasionalisme aqidah yang dikehendaki oleh islam. Sehingga apa yang kita liat sekarang, misalnya ketika terjadi pembantaian oleh Israel ke Falestina tidak menjadi perhatian kaum muslimin pada umumnya, hanya segelintir orang yang memberikan perhatian terhadap masalah tersebut.
Hal ini mungkin disebabkan oleh hilangnya semangat nasionalisme aqidah tersebut. Sehingga menganggap urusan kaum muslimin diluar Negaranya bukan urusan dia. Oleh karena itu marilah ditumbuhkan semangat nasionalisme ini, sehingga ikatan kaum muslimin terjalin dengan kuat, dan menjadi kekuatan yang disegani oleh kawan dan ditakuti oleh musuh-musuh islam.