Senin, 29 April 2013

Gambaran Umum KAMMI UIN Sunan Kalijaga 2013-2014: Sebuah Tawaran Awal


Oleh: Rifadli Kadir
(Ketua KAMMI Rumpun Darun Najah)

A.   Pendahuluan
Perjalanan 13 Tahun KAMMI UIN Sunan Kalijaga mnjadikan organisasi ini semakin matang dari waktu ke waktu. Eksperimentasi gerakan setiap waktupun selalu berubah sesuai dengan kebutuhan dan keadaan. Belakangan, pada tahu 2011 untuk merespon zaman KAMMI UIN membentuk sistem Rumpun sebagai langkah ijtihadi yang bertujuan menjaga ruh gerakan ini sampai ke akar rumput (grassroad). Akan tetapi berjalannya sistem ini pada berbagai hal perlu dievaluasi dan senantiasa diperbaharui dengan “semangat zaman”.
Pada berbagai kesempatan, tak sedikit para sosiolog menyampaikan bahwa keadan sekarang mulai beralih –dan bahkan pada berbagai hal sudah beralih- dari zaman modern ke pos-modern. Hakikatnya pos-modernisme menjadikan setiap orang memiliki perang penting dalam perubahan sosial. Kalau dulu gerakan mahasiswa menjadi trend setter dalam perubahan sosial, sekarang gerakan itu bak-hilang ditelan zaman. Kebanggaan gerakan 98 tak lagi menjadi refensi utama masyarakat bahkan mahasiswa sebagai “kebanggan” dalam melakukan perubahan sosial.
Pada   sisi yang lain, gerakan mahasiswa tidak lagi menjadi preferensi indidivdu (self preferen) mahasiswa. Mahasiswa seakan menjadi apatis dengan kondisi lingkunganya. Tak ada lagi semangat 98 dulu. Arus globalisasi, menjadikan mahasiswa semakin hedonis dan pragmatis dengan keadaan lingkungannya. Ada sebongkah ketakutan dibenak mahasiswa, alih-alih kuliah menjadi penjamin kehidupan masa depan. Apalagi gerakan mahasiswa dalam persepi mereka tidak berkorelasi signifikan terhadap masa depan mereka (Red: terkait pekerjaan).
Selain itu, terjadi perubahan trend mahasiswa. Yang dulunya mahasiswa itu terkenal dengan kritis ideologis, sekarang itu tidak begitu kental lagi. Mahasiswa sekarang lebih senang dengan hal-hal populis. Apalagi dengan hal yang menyangkut hajat hidup.  Karena itu, saat ini sedang banyak digemari oleh mahasiswa ialah berbagai pelatihan dan seminar kewirausahaan atau enterpreunership.
http://kammi-komisariat-aka.blogspot.com/
Melihat semua hal di atas bagi gerakan mahasiswa pada sisi lain cukup memiriskan hati. Tapi hal ini juga menjadi tantangan bagi gerakan mahasiswa. Sebagai tantangan, gerakan mahasiswa sudah selayaknya mengambil arah dan bentuk gerakan yang lebih kompetibel dengan “semangat zaman”. Akan tetapi bisa jadi hipotesa ini tidak sepenuhnya benar, tapi paling tidak tanda-tanda di atas sudah mulai nampak kuat terpampang didepan mata.
Sebagai bentuk keresahan melihat hal di atas, sebagai kader KAMMI, penulis mencoba ber-ijtihad dan menawarkan suatu bentuk kebijakan gerakan, khususnya KAMMI UIN Sunan Kalijaga di masa satu tahun mendatang. Beberapa hal, berikut ini terkait model pembinaan dan struktur organsasi menjadi dua hal utama yang perlu direvisi ulang. Tapi hal berikut ini masih menjadi tawaran awal, dan akan digali lagi ada waktu mendatang.  

B.   Isi
1.      Model Kaderisasi 2013-2014: Pembinaan
Kaderisasi KAMMI sebagai bentuk piramida yang sudah dituangkan dalam manhaj kaderisasi terdiri dari AB1, AB2 dan AB3 sebagai lulusan dari DM1, DM2, dan DM3. Hal ini menurut penulis tidak usah dirubah lagi, dan memang tidak bisa dirubah karena sudah menjadi turunan kebijakan nasional.
Selain itu, basis bacaan dalam mantuba sebenarnya untuk membentuk pemahaman awal sudah sangat mumpuni. Tapi untuk menaikan gread berpikir kader, dirasa perlu ditambah dengan literatur sesuai local Wisdom. Beberapa kasus kader KAMMI terlihat “gagap” ketika bersentuhan dengan dunia diluarnya. Ke-“gagapan” itu sangat dipengaruhi oleh basis literatur atau bacaan yang kurang mumpuni terkait kelokalan dan kenegaraan.
Model pembinaan yang ingin ditawarka disini ialah, model yang berdasarkan pada spesifikasi ataupun minat kader. Misalnya, ketika ada kader berminat terhadap kewirusahaan, model pembinaan kader pun disesuaikan dengan minat mereka. Materi dan instrumen MKK dan MK Khos dibalut sesuai dengan minat ataupun spesifikasi kader.
Tidak hanya sampai disitu, pengejawantahan model seperti ini harus sampai pada tataran praksis selanjutnya bisa sampai pada hasil fisik. Minat kewirausahaan ataupun lainnya misalnya, hasil fisik pada tataran praksis menghasilkan suatu bentuk wirausaha yang mapan dan berimplikasi pada kekuatan finansial gerakan.
Ataupun minat yang lain pun, gerakan ini harus menyesuaikan. Membentuk lokus-lokus yang memfasilitasi spesifikasi dan minat para kader adalah hal yang paling mudah dilakukan. Dengan lokus-lokus tersebut, para kader dapat dibina dan diarahkan untuk mendapatkan keinginan mereka.

2.      Model Struktur Organisasi
Sesuai dengan kebijakan kepengurusan sebelumnya, sebagai bentuk penjagaan terhadap kader sekaligus ekspansi gerakan ke seluruh masyrakat kampus, KAMMI UIN Sunan Kalijaga mengambil bentuk organisasi yang bertumpu pada kekuatan Rumpun. Selajutnya dibentuk Rumpun Darunnajah dan Darusssalam.
Adanya rumpun ini sangat membantu gerakan ini dalam hal kaderisasi, pejagaan, dan ekspansi gerakan. Tapi tentunya, pada berbagai hal perlu juga dievaluasi dan dikonstruk kembali. Selain itu, rumpun –menurut penulis- rumpun yang mengampu fakultas yang tidak identik menjadikan rumpun sangat sulit dalam berkoordinasi, terlebih dalam hal penentuan sikap atau kebijakan.
 Adapun tawaran bentuk baru dari rumpun KAMMI UIN dan hubungannya dengan struktur organisasi secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar berikut (gambar tidak dapat diupload karena dalam bentuk Shap). Adapun penjelasan dari gambar struktur di atas ialah:
1.  Hubungan antara departemen, rumpun dengan ketua adalah garis instruktif. Ketua dapat menginstruksikan langsung terkait kebijakan yang diambil oleh ketua ke seluruh departemen/biro dan rumpun
2. Hubungan Departemen dengan rumpun ialah garis koordinatif. Departemen da rumpun berkoordinasi terkait kebijaka yang telah diabil agar terjadi sinergisitas dalam pencapaian tujuan.
3.     Terjadi perubahan struktur yang sangat mencolok yaitu adanya empat rumpun (masalah nama bisa dipirkan lagi). Rumpun Pedidikan dan Teknologi mengampu fakultas Tarbiyah dan Saintek, rumpun Politik  dan Ekonomi mengampu fakultas Syariah dan FEBI, rumpun Humaniora mengampu fakultas Adab dan Fishum, dan rumpun Pemikiran Islam mengampu fakultas Ushuluddin dan Dakwah.
4.     Tugas setiap rumpun untuk diawal ini diantaranya ialah, pernjagaan kader, kajian strategi, serta penentuan kebijakan terkait fakultas masing-masing.
5.    Selanjutnya pembianaan sesuai spesifikasi kader bisa didistribusi sesuai identitas rumpun. Misalnya pembinaan kader yang minat terhadap pemikiran Islam bisa didistriusi ke Rumpun Pemikiran Islam. Begitupun spesifikasi dan minat lainnya dapat didistribusi ke rumpun yang identik.
Tawaran ini masih  sangat sederhana dan dapat dilengkapi ataupun dapat tidak disetujui oleh seluruh pihak yang berkepentingan dengan gerakan ini dimasa mendatang.

C.   Kesimpulan
Demikian tawaran awal gambaran umum kebijakan KAMMI UIN Sunan Kalijaga dimasa setahun mendatang. Semoga tawaran ini dapat menjadi bahan pertimbangan seluruh kader KAMMI UIN dalam menentukan kebijakan gerakan ini pada tahun mendatang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar