Oleh: Rifadli Kadir
(Ketua KAMMI Rumpun Darun Najah)
A. Pendahuluan
Perjalanan 13 Tahun KAMMI UIN Sunan Kalijaga mnjadikan
organisasi ini semakin matang dari waktu ke waktu. Eksperimentasi gerakan
setiap waktupun selalu berubah sesuai dengan kebutuhan dan keadaan. Belakangan,
pada tahu 2011 untuk merespon zaman KAMMI UIN membentuk sistem Rumpun sebagai
langkah ijtihadi yang bertujuan menjaga ruh gerakan ini sampai ke akar rumput (grassroad).
Akan tetapi berjalannya sistem ini pada berbagai hal perlu dievaluasi dan
senantiasa diperbaharui dengan “semangat zaman”.
Pada berbagai kesempatan, tak sedikit para sosiolog
menyampaikan bahwa keadan sekarang mulai beralih –dan bahkan pada berbagai hal
sudah beralih- dari zaman modern ke pos-modern. Hakikatnya pos-modernisme
menjadikan setiap orang memiliki perang penting dalam perubahan sosial. Kalau
dulu gerakan mahasiswa menjadi trend setter dalam perubahan sosial,
sekarang gerakan itu bak-hilang ditelan zaman. Kebanggaan gerakan 98 tak lagi
menjadi refensi utama masyarakat bahkan mahasiswa sebagai “kebanggan” dalam
melakukan perubahan sosial.
Pada sisi yang
lain, gerakan mahasiswa tidak lagi menjadi preferensi indidivdu (self
preferen) mahasiswa. Mahasiswa seakan menjadi apatis dengan kondisi
lingkunganya. Tak ada lagi semangat 98 dulu. Arus globalisasi, menjadikan
mahasiswa semakin hedonis dan pragmatis dengan keadaan lingkungannya. Ada
sebongkah ketakutan dibenak mahasiswa, alih-alih kuliah menjadi penjamin
kehidupan masa depan. Apalagi gerakan mahasiswa dalam persepi mereka tidak
berkorelasi signifikan terhadap masa depan mereka (Red: terkait pekerjaan).
Selain itu, terjadi perubahan trend mahasiswa.
Yang dulunya mahasiswa itu terkenal dengan kritis ideologis, sekarang itu tidak
begitu kental lagi. Mahasiswa sekarang lebih senang dengan hal-hal populis.
Apalagi dengan hal yang menyangkut hajat hidup.
Karena itu, saat ini sedang banyak digemari oleh mahasiswa ialah
berbagai pelatihan dan seminar kewirausahaan atau enterpreunership.
http://kammi-komisariat-aka.blogspot.com/ |
Melihat semua hal di atas bagi gerakan mahasiswa pada
sisi lain cukup memiriskan hati. Tapi hal ini juga menjadi tantangan bagi
gerakan mahasiswa. Sebagai tantangan, gerakan mahasiswa sudah selayaknya
mengambil arah dan bentuk gerakan yang lebih kompetibel dengan “semangat
zaman”. Akan tetapi bisa jadi hipotesa ini tidak sepenuhnya benar, tapi paling
tidak tanda-tanda di atas sudah mulai nampak kuat terpampang didepan mata.
Sebagai bentuk keresahan melihat hal di atas, sebagai
kader KAMMI, penulis mencoba ber-ijtihad dan menawarkan suatu bentuk
kebijakan gerakan, khususnya KAMMI UIN Sunan Kalijaga di masa satu tahun
mendatang. Beberapa hal, berikut ini terkait model pembinaan dan struktur
organsasi menjadi dua hal utama yang perlu direvisi ulang. Tapi hal berikut ini
masih menjadi tawaran awal, dan akan digali lagi ada waktu mendatang.
B. Isi
1. Model
Kaderisasi 2013-2014: Pembinaan
Kaderisasi KAMMI sebagai bentuk
piramida yang sudah dituangkan dalam manhaj kaderisasi terdiri dari AB1,
AB2 dan AB3 sebagai lulusan dari DM1, DM2, dan DM3. Hal ini menurut penulis
tidak usah dirubah lagi, dan memang tidak bisa dirubah karena sudah menjadi
turunan kebijakan nasional.
Selain itu, basis bacaan dalam
mantuba sebenarnya untuk membentuk pemahaman awal sudah sangat mumpuni. Tapi
untuk menaikan gread berpikir kader, dirasa perlu ditambah dengan
literatur sesuai local Wisdom. Beberapa kasus kader KAMMI terlihat
“gagap” ketika bersentuhan dengan dunia diluarnya. Ke-“gagapan” itu sangat
dipengaruhi oleh basis literatur atau bacaan yang kurang mumpuni terkait
kelokalan dan kenegaraan.
Model pembinaan yang ingin ditawarka
disini ialah, model yang berdasarkan pada spesifikasi ataupun minat kader.
Misalnya, ketika ada kader berminat terhadap kewirusahaan, model pembinaan
kader pun disesuaikan dengan minat mereka. Materi dan instrumen MKK dan MK Khos
dibalut sesuai dengan minat ataupun spesifikasi kader.
Tidak hanya sampai disitu,
pengejawantahan model seperti ini harus sampai pada tataran praksis selanjutnya
bisa sampai pada hasil fisik. Minat kewirausahaan ataupun lainnya misalnya,
hasil fisik pada tataran praksis menghasilkan suatu bentuk wirausaha yang mapan
dan berimplikasi pada kekuatan finansial gerakan.
Ataupun minat yang lain pun, gerakan
ini harus menyesuaikan. Membentuk lokus-lokus yang memfasilitasi spesifikasi
dan minat para kader adalah hal yang paling mudah dilakukan. Dengan lokus-lokus
tersebut, para kader dapat dibina dan diarahkan untuk mendapatkan keinginan
mereka.
2. Model
Struktur Organisasi
Sesuai dengan kebijakan kepengurusan
sebelumnya, sebagai bentuk penjagaan terhadap kader sekaligus ekspansi gerakan
ke seluruh masyrakat kampus, KAMMI UIN Sunan Kalijaga mengambil bentuk
organisasi yang bertumpu pada kekuatan Rumpun. Selajutnya dibentuk Rumpun
Darunnajah dan Darusssalam.
Adanya rumpun ini sangat membantu
gerakan ini dalam hal kaderisasi, pejagaan, dan ekspansi gerakan. Tapi
tentunya, pada berbagai hal perlu juga dievaluasi dan dikonstruk kembali.
Selain itu, rumpun –menurut penulis- rumpun yang mengampu fakultas yang tidak
identik menjadikan rumpun sangat sulit dalam berkoordinasi, terlebih dalam hal
penentuan sikap atau kebijakan.
Adapun tawaran bentuk baru dari rumpun KAMMI
UIN dan hubungannya dengan struktur organisasi secara keseluruhan dapat dilihat
pada gambar berikut (gambar tidak dapat diupload karena dalam bentuk Shap). Adapun penjelasan dari gambar
struktur di atas ialah:
1. Hubungan antara
departemen, rumpun dengan ketua adalah garis instruktif. Ketua dapat
menginstruksikan langsung terkait kebijakan yang diambil oleh ketua ke seluruh
departemen/biro dan rumpun
2. Hubungan
Departemen dengan rumpun ialah garis koordinatif. Departemen da rumpun
berkoordinasi terkait kebijaka yang telah diabil agar terjadi sinergisitas
dalam pencapaian tujuan.
3. Terjadi
perubahan struktur yang sangat mencolok yaitu adanya empat rumpun (masalah nama
bisa dipirkan lagi). Rumpun Pedidikan dan Teknologi mengampu fakultas Tarbiyah
dan Saintek, rumpun Politik dan Ekonomi
mengampu fakultas Syariah dan FEBI, rumpun Humaniora mengampu fakultas Adab dan
Fishum, dan rumpun Pemikiran Islam mengampu fakultas Ushuluddin dan Dakwah.
4. Tugas setiap
rumpun untuk diawal ini diantaranya ialah, pernjagaan kader, kajian strategi,
serta penentuan kebijakan terkait fakultas masing-masing.
5. Selanjutnya
pembianaan sesuai spesifikasi kader bisa didistribusi sesuai identitas rumpun.
Misalnya pembinaan kader yang minat terhadap pemikiran Islam bisa didistriusi
ke Rumpun Pemikiran Islam. Begitupun spesifikasi dan minat lainnya dapat
didistribusi ke rumpun yang identik.
Tawaran ini masih sangat sederhana dan dapat dilengkapi ataupun
dapat tidak disetujui oleh seluruh pihak yang berkepentingan dengan gerakan ini
dimasa mendatang.
C. Kesimpulan
Demikian tawaran awal gambaran umum kebijakan KAMMI
UIN Sunan Kalijaga dimasa setahun mendatang. Semoga tawaran ini dapat menjadi
bahan pertimbangan seluruh kader KAMMI UIN dalam menentukan kebijakan gerakan ini
pada tahun mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar