Akhir-akhir ini media informasi, seperti surat
kabar, TV, dan radio banyak memberitakan kecelakaaan yang terjadi dijalanan.
Menurut data BPS angka kecelakaan pada tahun 2009 saja sebesar 62.960 korban,
2010 sebesar 66.488 korban dan 2011 sebersar 31.000 korban. Adapun kecelakaan
di Indonesia setiap tahunnya sebagaimana yang diungkapkan oleh Tri Tjahjono dari Universitas Indonesian (kompas, 12/2/2012), mencapai 32.000
korban. Kalau diakumulasi kecelakaan selama lima tahun terakhir (2005-2010)
saja akan mencapai angka fantasistis sebesar 357.644 korban hampir sama dengan
korban tsunami di Aceh.
Pengamat pun angkat bicara. Banyak analisis yang mereka
utarakan terkait dengan semakin tingginya angka kecelakaan di Indonesia. Dari
analisis biasa-biasa sampai yang paling ekstrem. Menurut mereka banyak hal yang
mempengaruhi tingginya ankga kecelakaan di Negeri kita tercinta ini. Kelalaian
pengemudilah yang banyak dijadikan dalih sebagai penyebab kecelakaan di
Indonesia. Memang benar kelalaian merupakan salah satu sebab terjadinya
kecelakaan. Tapi apakah kelalaian menjadi faktor dominan sebagai penyebab
kecelakaan. Ada hal lain yang perlu ditelisik lagi, misalnya semakin tingginya
pertumbuhan kendaraan bermotor baik roda empat maupun dua.
Bukan apa-apa pertumbuhan
kendaraan bermotor yang terus melambung tinggi ini tidak lepas dari rekayasa
regulasi pemerintah. Pemerintah cenderung “membiarkan” pertumbuhan kendaraan
bermotor, karena memberikan sumbangan pajak dari industrinya maupun dari
pengguna kendaraan bermotor. Kalkulasi pemasukan dana inilah yang membuat
pemerintah kita enggan untuk membatasi pertumbuhan kendaraan bermotor.
Lagi-lagi Libido perut kekuasaan memainkan peran dalam hal ini. Ekonomi Politik
pemerintah dalam hal ini masih cenderung eksis untuk kepentingan pribadi.
Ekonomi Politik Jalan Lancar
Ekonomi Politik adalah suatu disiplin ilmu yang
berkembang sejak dahulu kala. Ekonomi Politik adalah suatu disiplin ilmu yang
sering digunakan oleh para ekonom untuk mengembangkan ide tentang keperluan
negara untuk menstimulus kegiatan ekonomi dan bisnis (Ahmad Erani Yustika, 2011:3). Ekonomi Politik pun sering dipakai sebgai
alat untuk menganalisis relasi antara kuasa, pengusaha, dan rakyat dalam
menentukan kebijakan ekonomi suatu
negara.
Dalam Ekonomi Politik ada satu teori yang sering
digunakan dalam menilai kebijkan ekonomi pemeritah. Salah satu teori yang cukup
populer yaitu Teori Rent-seeking. Teori
ini menjelaskan konsep pendapatan (income)
yang ditaransformasikan menjadi konsep perburuan rente. Konsep ini sangat
penting bagi ilmu ekonomi politik untuk menjelaskan perilkau pengusaha,
politisi, dan kelompok kepentingan (Rachbini, 2002:118). Dalam teori ini suatu kebijakan diformulasi
sedemikan rupa agar menguntungkan pencari rente.
Teori ini secara positif memang baik, karena dengan teori
ini negara bisa mendapatkan penghasilan
secara sah. Akan tetapi langkah antisipatif dalam melihat teori ini yaitu jangan sampai teori ini dimanipulasi
oleh penguasa ataupun pengusaha dalam menentukan kebijakan ekonomi yang tentunyan
menentukan salah satunya. Demikian halnya dengan menetukan kebijakan
transportasi kendaraan bermotor. Bisa saja “pembiaran” pemerintah dalam hal ini
karena bisa mendatangkan Income bagi
negara. Hal ini tidak mengapa, yang penting Income
yang diperoleh tidak masuk ke kas selain kas negara “Kantong Pribadi Penguasa”.
Akhirnya Ekonomi Politik berjalan Lancar untuk meligitimasi keuntungan pribadi
walaupun korban kecelakaan dijalanan semakin tinggi akibat meningkatnya volume
kendaraan. Allahu A'lam