Pendidikan adalah
keniscayan sebuah bangsa ingin maju. Pendidikan menjadi tolok ukur awal
kemajuan suatu bangsa. Buruknya pendidikan menandakan rendahnya kemampuan suatu
bangsa dalam memajukan bangsanya. Berbicara pendidikan, tidak lepas dari takdir
sejarah suatu bangsa. Indonesia misalnya memiliki takdir sejarahnya sendiri
yang berbeda dari bangsa lain. Takdir ini pulalah yang menjadi embrio munculnya
konsep pendidikan di Indonesia dan lahirnya konsep sekolah modern, menurut
klaim sebagaian pakar.
Sejarah Pendidikan di Indonesia dan Politik Pecah Belah
Munculnya
konsep sekolah menurut Prof. Ahmad Mansur Suryanegara (2010: 306), tidak lepas
dari upaya kolonial dalam memcah belah suatu bangsa. Benarkah demikian? Menurut
beliau Hal ini bermula dengan datangnya Snouck Hurgronje ke nusantara Indonesia
dengan misi khusus yaitu menumbuhkan jiwa loyalitas pribumi terhadap penjajah
Keradjaan Protestan Belanda. Lagi-lagi
hal ini tidak lepas dari politik pecah belah Belanda.
Sebagai
realisasi misi tersebut didirikanlah sekolah dasar dengan nama Europesche Lager School (ELS). Sekolah ini
tujuan utamanya menjauhkan anak bangsawan dari pengaruh pengaruh “pedidikan”
islam pada saat itu. Bahkan politik
pecah belah semakin menjadi dengan didirikannya sekolah khusus untuk Etnis Cina
dengan nama Hollandsch Chinese School (HCS).
Soemarsono
Mastoko (dalam Ahmad Mansur Suryanegara, 2010: 307) menyebutkan bahwa baru
sekitar 80 tahun kemudian Belanda membuatkan sekolah untuk anak pribumi yang
notabene adalah Islam. Beliau menjelaskan lebih lanjut bahwa sistem pendidikan
di Indonesia pada masa pemerintahan kolonial Belanda dibagi dalam tiga tahapan
studi dan kejuruan, yaitu (1) Lager
Onderwijs-pendidikan rendah. (2) Middelbaar
Onderwijs-pendidikan, (3) Hooger
Onderwijs-Pendidikan Tinggi, pendidkan inilah yang menjadi embrio munculnya
Indische Universiteits (Universitas
Indonesia) dijakarta, 1909 M. dan Technische
Hoge School (THS, 1919 M) yang sekarang dikenal dengan Institut Teknoloi
Bandung (ITB) (4) Vakonderwijs-pendidikan
kejuruan. Konsep pendidikan seperti ini pun berlanjut dan terus berkembang
sesuai dengan jamannya.
Pada
awalnya, patut diakui bahwa lahirnya konsep pendidikan seperti ini adalah untuk
memudahkan misi Kolonial Belanda dalam menjauhkan umat masyarakat pribumi dari
karakter dasar bangsanya. Terlebih lagi diskriminasi sosial begitu kental dalam
konsep pendidikan seperti ini, karena tidak semua orang mengakses indahnya
pendidikan pada saat itu. Lalu bagaimana dengan wajah pendidikan Indonesia saat
ini?
Wajah Pendidkan Indonesia Saat Ini
Seperti
yang sudah dijelaskan di atas bahwa lahirnya konsep pendidikan modern pertama
kali tidak lepas dari kepentingan kolonial belanda untuk memecah belah
masyarakat Indonesia. Namun bukan berarti masyarakat Indonesia harus apatis
terhadap konsep pendidikan yang ada sekarang, dan tidak mau mencicipi
pendidikan modern. Akan tetapi marilah dicermati bahwa ada hal-hal lain yang
harus diperhatikan, yaitu konsep pendidikan Indonesia sekarang yang cenderung
diskriminatif.
Banyak
kalangan yang menilai bahwa pendidikan kita sekarang cenderung Diksriminatif,
karena sudah mulai sulit diakses oleh masyarakat berekonomi menengah kebawah. Melihat
hal ini pula, penulis menganggap bahwa pendidikan Indonesia kembali ketitik
awal seperti awal mula lahirnya konsep pendidikan modern. Mungkin tabiat jamanya yang berubah, tetapi subtansi dari
jiwa penjajahannya yang masih tersisa. Dan hal inilah yang merugikan
masyarakat. Contoh konkrit adalah dengan lahirnya sekolah yang mahal, kelas
Internasional bagi kalangan tertentu, sampai pada minimnya fasilitas yang
diberikan penguasa untuk kemajuan pendidikan, walaupun fasilitas bukan penentu
utama.
Oleh karena itu, pemerintah
bersama-sama masyarakat harus terus mengawal kebijakan pemerintah dalam hal
pendidikan. Karena yang merasakan langsung dampaknya adalah masyarakat itu
sendiri. Jangan sampai konsep pendidikan kita kembali Diskriminatif dan semakin
sulit diakses semua level masyarakat. Allahu
A’lam.
Sumber Gambar : http://chiil.blogdetik.com/page/2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar