Sabtu, 18 Februari 2012

Mengembalikan Semangat Ekonomi Islam...


         Islam Masuk Indonesia menurut Prof. Buya Hamka dalam Seminar Masuknya Agama Islam ke Indonesia di Medan (1963) menggunakan fakta yang diangkat dari Berita Cina Dinasti Tang mengutarakan bahwa pada  abad ke-7 M ditemuinya daerah Hunian wirausahawan Arab Islam dipantai barat Sumatra, maka disimpulkan bahwa Islam masuk dari daerah asalnya Arab. Menurut teori ini Islam dibawa oleh wiraniagawan Arab. Teori ini pun diperkuat oleh Thomas W. Arnold dalam Preaching of Islam (1979) yang menyebutkan hal yang sama. Maka, Prof. Ahmad Mansur Suryanegara (2010) berkesimpulan bahwa Islam masuk ke Nusantara Indonesia bukan dibawa Gujarat dan bukan pula India, melainkan dibawa oleh wirausahawan Arab yang beragama Islam.
          Wairausahawan Arab datang ke Nusantara Indonesia untuk berdagang dan mencari bahan pangan dari sumber daya alam Indonesia yang tidak ada di negeri Arab. Karena aktifitas dagang atau Wirausaha ini, maka Pasar menjadi salah satu tujuan Wirausahan Arab. Di pasarlah wirausahawan Arab berinteraksi langsung dengan masyarakat pribumi. Dari pasar pula masyarakat Arab yang beragama Islam mengenalkan Agama Islam yang damai.
          Wirausahawan Arab dengan Agama Islam melakukan aktifitas dagang dan aktifitas ekonomi lainnya berdasarkan prinsip-prinsip dan norma agama Islam. Mereka tidak hanya menjadikan Islam sebagai lipstik untuk meraut pelanggan untuk membeli, tapi benar-benar menggunakan Islam sebagai norma yang mengatur setiap aktivitas manusia.  Aktifitas ekonomi pun tidak hanya semata-mata ditujukan untuk meraut profit tapi juga untuk mneyebarkan ajaran Islam yang Agung, sehingga sampailah ajaran Islam di Nusantara Indonesia seperti sekaran ini.

Jalan Panjang Semangat Ekonomi Islam Indonesia...
        Dari sedikit paparan sejarah masuknya Islam di Nusantara Indonesia diatas diantara  banyak teori-teori yang ada. Dapat disimpulkan bahwa semangat Wirausahawan Arab-Islam dalam Menjalankan aktifitas Ekonomi Islamnya tidak hanya semata-mata mencari profit, tapi lebih jauh dari itu bahwa wirausahawan Arab mempunyai Misi penyebaran Islam yang Agung ke tengah-tengah masyarakat Indonesia.
          Dari abad ke-7 sejak Wirausahawan Arab masuk ke Indonesia dengan Aktifitas Ekonomi Islamnya, ekonomi Islam di Nusantara Indonesia mengalami perkembangan yang pesat akhir-akhir ini. Walaupun kemudian di interval waktu itu Ekonomi Islam dikalahkan popularitasnya oleh Ekonomi Konvensional. Perkembangan Ekonomi Islam saat ini cukup pesat. Di Indonesia Misalnya sejak berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada pada tahun 1992, ekonomi Islam di Indonesia mengalami perkembangan dan pertumbuhan pesat.
          Secara kuantitas Berdasarkan data statistik bulan September 2010, Semenjak berdirinya Bank Muamalat Indonesia tahun 1992 sampai 2005 hanya ada tiga Bank Umum Syariah (BUS), 19 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 92 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dengan total jumlah kantor baru mencapai 550 unit.  Dalam rentang lima tahun (2005- 2010), pertumbuhan perbankan syariah lebih dari dua kali lipat. Jumlah BUS saat ini telah mencapai 10 unit dengan 23 UUS. Selain itu, jumlah BPRS telah mencapai 146 unit dan total jumlah kantor syariah sebanyak 1,640 unit. Secara geografis, sebaran jaringan kantor perbankan syariah juga telah menjangkau masyarakat di lebih dari 89 kabupaten/kota di 33 provinsi. Dari segi aset, perkembangan perbankan syariah meningkat secara signifikan, dari Rp 20,880 miliar (2005) menjadi Rp 83,454 miliar pada bulan  September 2010. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 63,912 miliar dan jumlah pembiayaan sebesar Rp 60,970 miliar.  Dan pertumbuhan-pertumbuhan lain yang masih banyak lagi.
          Pertumbuhan ini disautu sisi sangat membanggakan, tapi disisi lain ada suatu hal yang patut menjadi koreksi. Bahwa pertumbuhan Ekonomi Islam yang didominasi dengan berdirinya banyak lembaga keuangan Syariah haruslah tidak melupakan semangat awal Ekonomi Islam Indonesia. Sebagaimana semangat awal yang dibawa oleh Wirausahawan Arab-Islam dalam melakukan aktifitas Ekonomi Islamnya. Petumbuhan yang ada ditaklah hanya ditujukan untuk mengikuti trend bahwa sekarang Ekonomi Islam lagi gemarnya digandrungi oleh masyarakat dan praktisi ekonomi islam.
           Apalagi sekarang banyak lembaga keuangan Islam yang hanya beriorentasi pada profit, sehingga menghalalkan segala cara yang justru bertentangan dengan norma Islam.  Misalnya dengan banyak lembaga keuangan Islam yang tersangkut hukum karena penggelapan dana nasabah. Maka dari itu, semangat Ekonomi Islam harus dikembbalikan pada semangat awalnya. Suatu semangat yang menjadikan aktifitas Ekonomi Islam untuk menyebarkan nilai-nilai Agung Islam, sehingga Islam menjadi karakter masyarakat Indonesia, selain tujuan mencari profit. Wallahu'alam.


Sumber Gambar : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/01/18/lxzqku-khazanah-ekonomi-islam-baitul-mal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar